Senin, 24 April 2023

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

Sebagai seorang pendidik kita wajib bisa menuntun murid dengan berbagai karakteristik dan ciri khas sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya. Ketika kita berinteraksi langsung dengan murid dan maupun rekan guru diskeolahan,  kita sering dihadapkan pada kasus dilema etika dan bujukan moral. Sebagai pemimpin Kita dituntut untuk mengambil suatu keputusan yang bertanggung jawab dan berpihak pada murid. Untuk itu, kita harus memperhatikan beberapa unsur dalam pengambilan keputusan, yaitu dengan memperhatikan  tujuan yang berorientasi pada murid, berdasar nilai-nilai kebajikan universal dan bertanggung jawab.

1. Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi ( Trilogi Pendidikan ) memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajar diambil ?

“ Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo mangun Karso, Tut wuri handayani “

Disini bermakna bahwa seorang guru harus dapat memberikan contoh yang baik bagi muridnya dimanapun dan dalam kondisi apapun, selain itu Guru juga harus memberikan tuntunan atau usaha  keras dan pada akhirnya membantu murid untuk dapat menyelesaikan permasalahan- permasalahan yang sedang dihadapinya, kesulitan-kesulitan yang sedang dihadapinya, dan kita selalu bisa memberi semangat kepada anak didik kita yang bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodrat dan zamannya.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan ?


Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seorang guru antara lain yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif serta berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut merupakan nilai dasar yang harus ada dan dimiliki  dalam diri seorang guru. Nilai-nilai positif tersebut akan berpengaruh saat kita mengambil sebuah keputusan, bagaimana kita akan menentukan 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan juga 9 tahap pengujian dan pengambilan keputusan. Saat  guru dihadapkan dengan sebuah dilema etika, maka harus mempunyai rasa empati kepada muridnya.  Dengan didasari pada  nilai-nilai positif tersebut dapat mengarahkan kita terhadap keputusan dengan resiko-resiko yang sangat kecil dan juga menghasilkan sebuah keputusan yang berpihak pada murid kita.

 

3.  Bagaimana keterkaitan kegiatan pengambilan keputusan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) dalam proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil ?

Keterkaitan kegiatan pengambilan keputusan dengan kegiatan  coaching,  dalam pengambilan keputusan diperlukan suatu keterampilan coaching/bimbingan. Pada modul ini kita diajarkan Penerapan coaching dengan teknik TIRTA, yang merupakan langkah   ideal yang bisa kita lakukan saat kita membantu orang lain dalam menyelesaikan masalah di lingkungan sekolah. Teknik  TIRTA dapat mengidentifikasi masalah dari coachee. Guru yang berperan sebagai coach dapat menggali potensi yang dimiliki oleh muridnya atau rekan kerjanya dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menggali dan menemukan potensi yang terpendam dalam diri murid ataupun rekan sejawat untuk dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapinya dengan kekuatan sendiri serta mampu mengambil keputusan yang tepat. Pada teknik TIRTA bisa dikombinasikan dengan 9 langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan akan menjadi sangat ideal dalam pengambilan keputusan, sehingga kita akan lebih terarah dan kita dapat mengidentifikasi masalah serta dapat memecahkan masalah tersebut secara sistematis. Saat melakukan pengambilan keputusan dan adanya perubahan, di perlukan suatu perubahan yang strategis dan sistematis,dengan menggunakan pendekatan Inkuiri Apresiatif BAGJA.

 

4. Bagaimana keterkaitan kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya dengan pengambilan keputusan?

Keterkaitan kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya dengan pengambilan keputusan  Dalam pembelajaran, seorang guru harus dapat memenuhi kebutuhan individu setiap murid. Masing-masing murid memiliki perbedaan dalam kesiapan belajar, minat, dan juga profil belajar murid. Perbedaan-perbedaan tersebut menjadikan masalah bagi seorang guru, maka dari itu guru memiliki tugas untuk dapat membuat keputusan yang tepat dalam pembelajaran agar semua kebutuhan murid dapat terpenuhi. Dengan bekal Kompetensi sosial dan emosional yang baik pada diri seorang guru dapat digunakan ketika pengambilan keputusan. Maka dari itu seorang guru harus bisa menerapkan mindfullnes atau kesadaran penuh sehingga guru akan selalumempunyai pemikiran yang positif dan pada saat proses pengambilan keputusan akan berdasarkan nilai-nilai positif yang ada pada diri seorang guru.

 

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokusnya pada masalah moral atau etika jika dikembalikan kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Dalam perjalanan proses belajar mengajar  seorang pendidik pasti  dihadapkan dengan masalah dilema etika ataupun bujukan moral di lingkungan sekolah, maka dalam hal pengambilan keputusan guru tersebut akan terpengaruh pada nilai-nilai yang dianut dalam dirinya . Seorang pendidik harus bisa mengambil keputusan yang berpihak pada murid dan selalu  mengutamakan kepentingan murid dan mampu membuat solusi tepat dari setiap permasalahan-permasalahan. Seorang pendidil dalam menganalisis setiap kasus atau permasalahan yang terjadi apakah termasuk dilema etika atau bujukan moral, seorang pendidik memerlukan kesadaran penuh. Apabila kasus yang muncul merupakan bujukan moral, maka sebagai pendidik harus tetap berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran yang  dianut dalam dirinya.

 

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat dapat berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?

Pengambilan keputusan yang tepat dapat berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman  merupakan suatu perubahan yang kearah yang lebih baik, sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai bersama. Tetapi akan berdampak sebaliknya jika terjadi kesalahan dalam pengambilan sebuah keputusan. Ketika melakukan pengambilan keputusan, hendaknya selalu berpedoman pada 4  paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah dalam proses pengujian dan pengambilan keputusan. Jika dalam pengambilan keputusan dilakukan analisis dengan cermat dengan menerapkan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan, maka akan diperoleh keputusan terbaik yang tidak menyakiti pihak-pihak yang terlibat, sehingga akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman, sehingga keberlangsungan iklim pendidikan positif di lingkungan sekolahan terus terjaga.

 

7. Kesulitan-kesulitan apa saja yang muncul di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? 

Kesulitan-kesulitan  yang muncul di lingkungan saya yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika  adalah ketika harus mengubah pola pikir semua warga sekolah untuk mewujudkan  paradigma berpihak pada murid. Saat keputusan yang dipilih terkadang tidak langsung bisa dirasakan perubahannya, akan tetapi butuh proses yang tidaklah singkat. Maka dibutuhkan komunikasi yang intensif untuk merubah paradigma lama sehingga warga sekolah dapat memahami perubahan dan mampu beradaptasi. itu harus terus dilakukan agar menjadi budaya positif di lingkungan sekolah yang sesuai dengan visi dan misi sekolah yang sudah disepakati bersama-sama.

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini terhadap pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini terhadap pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita   akan dapat mempengaruhi cara pengajaran kita kepada murid. Apabila keputusan yang kita ambil sesuai dengan kebutuhan murid maka dapat dikatakan keputusan tersebut merupakan keputusan yang berpihak pada murid, sehingga meraka dapat  merdeka dalam belajar.

 

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya, Keputusan yang diambil seorang pemimpin pembelajaran harus memperhatikan kebutuhan setiap muridnya. Seorang guru itu ibarat petani yang menanam dan memelihara benih, jika petani memelihara dengan baik makan benih akan tumbuh dengan biak, jika  petani memelihara seenaknya maka benih tidak akan tumbuh subur. Untuk itu keputusan yang diambil harus mempertimbangkan kebutuhan murid sehingga dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada pada diri mereka untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Guru harus dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar murid. Langkah awal yang dilakukan dengan memetakan kebutuhan   minat belajar, kesiapan belajar, dan profil belajar murid, sehingga keputusan tersebut akan mempengaruhi masa depan murid kita.

 

10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

  1. Seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu mengambil keputusan dengan bijaksana untuk memenuhi kebutuhan murid yang beragam dan harus sesuai dengan filosofi pendidikan yang sudah dicanangkan oleh Ki Hadjar Dewantara.
  2. Pada saat pengambilan keputusan harus didasarkan pada budaya positif dan menggunakan alur BAGJA.
  3. Seorang guru harus mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional yang dimiliki dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dengan menerapkan 4 paradigma, 3  prinsip dan 9 langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan  
  4. Seorang guru harus memegang teguh Nilai-nilai positif  dan kesadaran penuh (mindfullness) yang ada dalam dirinya, agar dapat mengelola aspek sosial emosional sehingga guru memiliki rasa empati saat dihadapkan pada dilema etika dan dapat mengambil keputusan dengan bijak dan minim resiko. 
  5. Pada pengambilan keputusan seorang guru bisa menggunakan keterampilan coaching  dalam menentukan strategi dalam pembelajaran yaitu dengan melihat minat belajar, kesiapan belajar, dan profil belajar murid menuju merdeka belajar dan berpengaruh pada masa depan mereka dikemudina hari
  6. Dalam Kasus pengambilan keputusan dilema etika, digunakan 4 paradigma berfikir, 3 Prinsip berfikir, dan menggunakan 9 Langkah pengambilan keputusan

1 komentar:

  1. Luar biasa sekali pak, pak ngatman mengaitkan materi modul 3.1 dengan materi yang sudah dipelajari sebelumnya yaitu modul 1 dan juga modul 2. Semoga siapapun yang membaca blok ini dapat terinspirasi dan tergerak hatinya untuk mengikuti PPG, semangat belajar dan terus belajar serta berbagi praktik baik dengan rekan-rekan.

    BalasHapus