Selasa, 10 Oktober 2023

MENGHAYATI AJARAN BERBUAT BAIK

 


        A.      PENGERTIAN AKHLAQ

AKHLAQ adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang daripadanya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian.

Jika Keadaan tersebut melahirkan perbuatan baik dan terpuji maka dinamakan alkhlaqul karimah  ( ahklaq baik ) tetapi jika melahirkan perbuatan keji dan munkar maka dinamakan akhlaqul madzmumah ( akhlaq buruk ).

 

Gambaran Akhlaq yang baik. ( Q.S AL-AHZAB : 21 ).

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ.

Artinya :

Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.


 

B. AKHLAQ AL-KARIMAH

Akhlaq al-karimah adalah suatu aturan atau norma yang mengatur hubungan antar sesama manusia dengan tuhan dan alam semesta yang berdasarkan kepada kehendak Allah, dengan motivasi tindakan ( niat ) yang mengacu kepada semangat taqwa kepada Allah SWT.

 Berikut beberapa contoh perilaku Akhlaq al-karimah

1.       Taubat

Secara bahasa artinya kembali, artinya kembali dari perbuatan yang tercela kepada perbuatan yang terpuji. Taubat adalah menghentikan segala perbuatan dosanya dan menyesal serta mempunyai tekat yang kuat untuk tidak mengulanginya lagi untuk selama-lamanya.

a.       Hukum taubat

Hukum taubat adalah wajib untuk setiap muslim atau muslimah yang sudah mukallaf ( baligh dan berakal ).

Firman Allah SWT ( Q.S at-Tahrim : 8 )

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًاۗ عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ يَوْمَ لَا يُخْزِى اللّٰهُ النَّبِيَّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗۚ نُوْرُهُمْ يَسْعٰى بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَبِاَيْمَانِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَآ اَتْمِمْ لَنَا نُوْرَنَا وَاغْفِرْ لَنَاۚ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ  .

 Artinya ;

Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengannya; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka berkata, “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.”

b.      Syarat Taubat

Taubat dianggap sah dan dapat menghapus dosa apabila telah memenuhi syarat dan ketentuan. Bila dosanya itu Terhadap Allah SWT, Syarat taubat ada 3 macam yaitu;

·         Menyesal terhadap perbuatan maksiat yang telah diperbuat

·         Meninggalkan perbuatan maksiat selamanya

·         Bertekad dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi

Namun apabila dosanya terhadap sesama manusia, maka syaratnya ditambah 2 lagi

·         Meminta maaf terhadap orang yang didzalimi atau dirugikan

·         Mengganti kerugiannya dengan yang seimbang atau meminta kerelaannya.

2.       Roja’ dan Istirja’

Roja’ ialah sikap penuh harapan, yaitu melakukan sesuatu dengan semangat karena yakin sesuatu dilakukannya sangat bermanfaat baginya. Sementara sikap Istirja’ adalah mengembalikan urusan yang dianggap tidak sesuai dengan keinginan kepada Allah Swt. Disisi lain, ia berkeyakinan bahwa sesuatu yang menimpa dirinya ada hikmah atau kebaikan yang dilimpahkan Allah kepada dirinya. Jadi, Roja’ dan istirja’ akan menumbuhkan sikap optimi pada diri seseorang

Contoh kalimat Istirja’ pada Firman Allah Swt. ( Q.S  Al-Baqarah : 156 )

اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ

Artinya :

(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).

3.       Syaja’ah ( Berani karena benar )

Adalah keberanian yang berlandaskan atas kebenaran dan dilakukan dengan penuh pertimbangan.

4.       Menghargai Karya Orang Lain

Menghargai karya orang lain merupakan sifat terpuji, sedangkan tidak menghargai karya orang lain adalah sifat yang tercela. Tidak menghargai karya orang lain dapat bersumber dari sikap iri ( hasad ). Berikut beberapa contoh sikap menghargai orang lain;

a.   Mendengarkan dengan baik pendapat orang lain, dan tidak merasa pendapat dirinya paling benar

b.      Berkata yang lembut dan adil

c.       Saling mengasihi dan menghormati

d.      Menunaikan kewajiban yang dipikulkan kepadanya

e.      Saling mempercayai, tidak mencurigai atau meragukan kejujuran dan loyalitasnya

f.        Menyadari adanya eksistensi orang lain dalm lingkungannya

g.       Dalam bergaul menebar kebajikan

5.       Hormat dan Patuh Kepada Orang tua

Hormat dan patuh kepada orang tau dalam agama islam disebut birrul walidain ( kebajikan ). Berikut contoh bentuk kepatuhan kepada orang tua;

a.       Mengikuti keinginan dan saran orang tua dalm berbagai aspek kehidupan

b.      Memuliakan orang tua dengan penuh kasih saying

c.       Membantu secara fisik maupun materiil

d.      Mendo’akan mereka

6.       Kepatuhan dan Penghormatan kepada guru

Guru adalah orang mengajarkan kita berbagai ilmu pengetahuan, mendidik kita sehingga menjadi orang yang mengerti. Seberapapun tinggi jabatan dan kedudukan seseorang, ia tetaplah berhutang budi kepada guru yang pernah mendidiknya. Berikut beberapa contoh bentuk penghormatan kepada guru

a.       Tetap rendah hati, meskipun ilmunya sudah lebih banyak dari gurunya

b.      Mentaati arahan dan bimbingan gurunya

c.    Selalu berkhidmat kepada guru dan berharap akan balasan pahala dan kemuliaan Allah Swt.

Menghormati guru akan mendapatkan berbagai keuntungan diantaranya sebagai berikut;

a.       Kita berada pada barisan orang-orang yang dipuji Allah Swt

b.      Kita memperoleh keberkahan ilmu yang bermanfaat dalam kehidupan kita

c.       Akan lebih mudah menerima pelajaran yang disampaikan

d.      Guru yang ridho atas penghormatan siswa, tentu akan selalu mendoakan dalam kebaikan dan kesuksesan.

" Suatu perbuatan yang dilakukan secara terus menerus akan menjadikan akhlaq atau perangai. Apabila hal itu baik, perangainya juga baik, namun apabila hal yang dibiasakan buruk, perangainya juga akan buruk "

 

TUGAS INDIVIDU

Silahkan jawab pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar !

1. Salah satu contoh akhlaq terpuji adalah menghargai karya orang lain, Jelaskan mengapa kita perlu menghargai karya orang lain ?

2. Sebutkan contoh sikap menghargai karya orang lain !

3. Bagaimana pendapat anda terhadap kasus penjiplakan karya yang akhir-akhir ini marak terjadi ?

4. Apa perilaku yang bisa anda lakukan yang bisa membuat gurumu senang ?

5. Bagaimana sikap kamu untuk memperoleh ridho dari guru ?


Senin, 24 April 2023

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

Sebagai seorang pendidik kita wajib bisa menuntun murid dengan berbagai karakteristik dan ciri khas sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya. Ketika kita berinteraksi langsung dengan murid dan maupun rekan guru diskeolahan,  kita sering dihadapkan pada kasus dilema etika dan bujukan moral. Sebagai pemimpin Kita dituntut untuk mengambil suatu keputusan yang bertanggung jawab dan berpihak pada murid. Untuk itu, kita harus memperhatikan beberapa unsur dalam pengambilan keputusan, yaitu dengan memperhatikan  tujuan yang berorientasi pada murid, berdasar nilai-nilai kebajikan universal dan bertanggung jawab.

1. Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi ( Trilogi Pendidikan ) memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajar diambil ?

“ Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo mangun Karso, Tut wuri handayani “

Disini bermakna bahwa seorang guru harus dapat memberikan contoh yang baik bagi muridnya dimanapun dan dalam kondisi apapun, selain itu Guru juga harus memberikan tuntunan atau usaha  keras dan pada akhirnya membantu murid untuk dapat menyelesaikan permasalahan- permasalahan yang sedang dihadapinya, kesulitan-kesulitan yang sedang dihadapinya, dan kita selalu bisa memberi semangat kepada anak didik kita yang bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodrat dan zamannya.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan ?


Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seorang guru antara lain yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif serta berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut merupakan nilai dasar yang harus ada dan dimiliki  dalam diri seorang guru. Nilai-nilai positif tersebut akan berpengaruh saat kita mengambil sebuah keputusan, bagaimana kita akan menentukan 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan juga 9 tahap pengujian dan pengambilan keputusan. Saat  guru dihadapkan dengan sebuah dilema etika, maka harus mempunyai rasa empati kepada muridnya.  Dengan didasari pada  nilai-nilai positif tersebut dapat mengarahkan kita terhadap keputusan dengan resiko-resiko yang sangat kecil dan juga menghasilkan sebuah keputusan yang berpihak pada murid kita.

 

3.  Bagaimana keterkaitan kegiatan pengambilan keputusan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) dalam proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil ?

Keterkaitan kegiatan pengambilan keputusan dengan kegiatan  coaching,  dalam pengambilan keputusan diperlukan suatu keterampilan coaching/bimbingan. Pada modul ini kita diajarkan Penerapan coaching dengan teknik TIRTA, yang merupakan langkah   ideal yang bisa kita lakukan saat kita membantu orang lain dalam menyelesaikan masalah di lingkungan sekolah. Teknik  TIRTA dapat mengidentifikasi masalah dari coachee. Guru yang berperan sebagai coach dapat menggali potensi yang dimiliki oleh muridnya atau rekan kerjanya dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menggali dan menemukan potensi yang terpendam dalam diri murid ataupun rekan sejawat untuk dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapinya dengan kekuatan sendiri serta mampu mengambil keputusan yang tepat. Pada teknik TIRTA bisa dikombinasikan dengan 9 langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan akan menjadi sangat ideal dalam pengambilan keputusan, sehingga kita akan lebih terarah dan kita dapat mengidentifikasi masalah serta dapat memecahkan masalah tersebut secara sistematis. Saat melakukan pengambilan keputusan dan adanya perubahan, di perlukan suatu perubahan yang strategis dan sistematis,dengan menggunakan pendekatan Inkuiri Apresiatif BAGJA.

 

4. Bagaimana keterkaitan kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya dengan pengambilan keputusan?

Keterkaitan kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya dengan pengambilan keputusan  Dalam pembelajaran, seorang guru harus dapat memenuhi kebutuhan individu setiap murid. Masing-masing murid memiliki perbedaan dalam kesiapan belajar, minat, dan juga profil belajar murid. Perbedaan-perbedaan tersebut menjadikan masalah bagi seorang guru, maka dari itu guru memiliki tugas untuk dapat membuat keputusan yang tepat dalam pembelajaran agar semua kebutuhan murid dapat terpenuhi. Dengan bekal Kompetensi sosial dan emosional yang baik pada diri seorang guru dapat digunakan ketika pengambilan keputusan. Maka dari itu seorang guru harus bisa menerapkan mindfullnes atau kesadaran penuh sehingga guru akan selalumempunyai pemikiran yang positif dan pada saat proses pengambilan keputusan akan berdasarkan nilai-nilai positif yang ada pada diri seorang guru.

 

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokusnya pada masalah moral atau etika jika dikembalikan kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Dalam perjalanan proses belajar mengajar  seorang pendidik pasti  dihadapkan dengan masalah dilema etika ataupun bujukan moral di lingkungan sekolah, maka dalam hal pengambilan keputusan guru tersebut akan terpengaruh pada nilai-nilai yang dianut dalam dirinya . Seorang pendidik harus bisa mengambil keputusan yang berpihak pada murid dan selalu  mengutamakan kepentingan murid dan mampu membuat solusi tepat dari setiap permasalahan-permasalahan. Seorang pendidil dalam menganalisis setiap kasus atau permasalahan yang terjadi apakah termasuk dilema etika atau bujukan moral, seorang pendidik memerlukan kesadaran penuh. Apabila kasus yang muncul merupakan bujukan moral, maka sebagai pendidik harus tetap berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran yang  dianut dalam dirinya.

 

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat dapat berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?

Pengambilan keputusan yang tepat dapat berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman  merupakan suatu perubahan yang kearah yang lebih baik, sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai bersama. Tetapi akan berdampak sebaliknya jika terjadi kesalahan dalam pengambilan sebuah keputusan. Ketika melakukan pengambilan keputusan, hendaknya selalu berpedoman pada 4  paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah dalam proses pengujian dan pengambilan keputusan. Jika dalam pengambilan keputusan dilakukan analisis dengan cermat dengan menerapkan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan, maka akan diperoleh keputusan terbaik yang tidak menyakiti pihak-pihak yang terlibat, sehingga akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman, sehingga keberlangsungan iklim pendidikan positif di lingkungan sekolahan terus terjaga.

 

7. Kesulitan-kesulitan apa saja yang muncul di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? 

Kesulitan-kesulitan  yang muncul di lingkungan saya yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika  adalah ketika harus mengubah pola pikir semua warga sekolah untuk mewujudkan  paradigma berpihak pada murid. Saat keputusan yang dipilih terkadang tidak langsung bisa dirasakan perubahannya, akan tetapi butuh proses yang tidaklah singkat. Maka dibutuhkan komunikasi yang intensif untuk merubah paradigma lama sehingga warga sekolah dapat memahami perubahan dan mampu beradaptasi. itu harus terus dilakukan agar menjadi budaya positif di lingkungan sekolah yang sesuai dengan visi dan misi sekolah yang sudah disepakati bersama-sama.

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini terhadap pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini terhadap pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita   akan dapat mempengaruhi cara pengajaran kita kepada murid. Apabila keputusan yang kita ambil sesuai dengan kebutuhan murid maka dapat dikatakan keputusan tersebut merupakan keputusan yang berpihak pada murid, sehingga meraka dapat  merdeka dalam belajar.

 

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya, Keputusan yang diambil seorang pemimpin pembelajaran harus memperhatikan kebutuhan setiap muridnya. Seorang guru itu ibarat petani yang menanam dan memelihara benih, jika petani memelihara dengan baik makan benih akan tumbuh dengan biak, jika  petani memelihara seenaknya maka benih tidak akan tumbuh subur. Untuk itu keputusan yang diambil harus mempertimbangkan kebutuhan murid sehingga dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada pada diri mereka untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Guru harus dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar murid. Langkah awal yang dilakukan dengan memetakan kebutuhan   minat belajar, kesiapan belajar, dan profil belajar murid, sehingga keputusan tersebut akan mempengaruhi masa depan murid kita.

 

10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

  1. Seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu mengambil keputusan dengan bijaksana untuk memenuhi kebutuhan murid yang beragam dan harus sesuai dengan filosofi pendidikan yang sudah dicanangkan oleh Ki Hadjar Dewantara.
  2. Pada saat pengambilan keputusan harus didasarkan pada budaya positif dan menggunakan alur BAGJA.
  3. Seorang guru harus mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional yang dimiliki dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dengan menerapkan 4 paradigma, 3  prinsip dan 9 langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan  
  4. Seorang guru harus memegang teguh Nilai-nilai positif  dan kesadaran penuh (mindfullness) yang ada dalam dirinya, agar dapat mengelola aspek sosial emosional sehingga guru memiliki rasa empati saat dihadapkan pada dilema etika dan dapat mengambil keputusan dengan bijak dan minim resiko. 
  5. Pada pengambilan keputusan seorang guru bisa menggunakan keterampilan coaching  dalam menentukan strategi dalam pembelajaran yaitu dengan melihat minat belajar, kesiapan belajar, dan profil belajar murid menuju merdeka belajar dan berpengaruh pada masa depan mereka dikemudina hari
  6. Dalam Kasus pengambilan keputusan dilema etika, digunakan 4 paradigma berfikir, 3 Prinsip berfikir, dan menggunakan 9 Langkah pengambilan keputusan

Kamis, 03 November 2022

PEMIKIRAN PENDIDIKAN KI. HAJAR DEWANTARA

PEMIKIRAN PENDIDIKAN KI. HAJAR DEWANTARA



1.      Pendahuluan

Pendidikan memegang peranan penting dalam memajukan suatu bangsa, sejak zaman perjuangan kemerdekaan dahulu, para pejuang serta perintis kemerdekaan telah menyadari bahwa pendidikan merupakan faktor yang sangat vital dalam usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta membebaskannya dari belenggu penjajahan. Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa disamping melalui organisasi politik, perjuangan ke arah kemerdekaan perlu dilakukan melalui jalur pendidikan. Pendidikan dijadikan media untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokraris serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Kemajuan dunia pendidikan saat ini, tidak dapat dilepaskan dari peran tokoh sebagai aktor utama. Para pendidik telah memainkan peranan yang amat signifikan dengan cara mendirikan lembaga pendidikan mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak, hingga Perguruan Tinggi atau Universitas. Di lembaga-lembaga pendidikan tersebut, mereka telah mengembangkan sistem dan pendekatan dalam proses belajar mengajar, visi dan misi yang harus diperjuangkan, kurikulum, bahan ajar berupa buku-buku, majalah, dan sebagainya, gedung-gedung tempat berlangsungnya kegiatan pendidikan lengkap dengan sarana prasarananya, tradisi dan etos keilmuan yang dikembangkan, sumber dana dan kualitas lulusan yang dihasilkan.

Tokoh yang memiliki sumbangsih besar untuk kemajuan pendidikan di Indonesia dan mendapat gelar sebagai Bapak Pendidikan Nasional yaitu Ki. Hajar Dewantara, Ia adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, dan pelopor pendidikan bagi bangsa Indonesia. Sepanjang perjalanan hidupnya sarat dengan perjuangan dan pengabdian demi kepentingan bangsa. Tak heran jika peran dan jasanya begitu besar dalam mengawal impian bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang merdeka dari segala macam bentuk penjajahan

 

2.      Pemikiran Pendidikan Ki. Hajar Dewantara

a.       Biografi Ki. Hajar Dewantara

Ki. Hajar Dewantara terlahir dengan nama Raden Mas Suwardi Suryaningrat pada 2 Mei 1889. Ia berasal dari lingkungan keluarga keraton, tepatnya pura Pakualaman, Yogyakarta. Ki. Hajar Dewantara merupakan cucu dari Sri Paku Alam III, sedangkan ayahnya bernama K.P.H. Suryaningrat dan Ibundanya bernama Raden Ayu Sandiyah yang merupakan buyut dari Nyai Ageng Serang, seorang keturunan dari Sunan Kalijaga

Raden Mas Suwardi Suryaningrat kemudian berganti nama di usianya yang ke 39 tahun, ia berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara. Lingkungan hidup pada masa Ki Hajar Dewantara kecil sangat besar pengaruhnya terhadap jiwanya yang sangat peka terhadap kesenian dan nilai-nilai kultur maupun religius.8 Setelah berganti nama dengan Ki Hajar Dewantara dapat leluasa bergaul dengan rakyat kebanyakan. Sehingga dengan demikian perjuangannya menjadi lebih mudah diterima oleh rakyat pada masa itu

Tanggal 4 November 1907 dilangsungkan “Nikah Gantung” antara R.M. Soewardi Soeryaningrat dengan R.A. Soetartinah. Keduanya adalah cucu dari Sri Paku Alam III. Pada akhir Agustus 1913 beberapa hari sebelum berangkat ke tempat pengasingan di negeri Belanda. Pernikahannya diresmikan secara adat dan sederhana di Puri Suryaningratan Yogyakarta. Jadi Ki Hadjar Dewantara dan Nyi Hadjar Dewantara adalah sama-sama cucu dari Paku Alam III atau satu garis keturunan.

Ki Hadjar Dewantara meninggal dunia pada tanggal 26 Apri 1959, di rumahnya Mujamuju Yogyakarta. Tanggal 29 April, jenazah Ki Hadjar Dewantara dipindahkan ke pendopo Taman Siswa. Dari pendopo Taman Siswa, kemudian diserahkan kepada Majelis Luhur Taman Siswa. Dari pendopo Taman Siswa, jenazah diberangkatkan ke makan Wijaya Brata Yogyakarta. Dalam upacara pemakaman Ki Hadjar Dewantara dipimpin oleh Panglima Kodam Diponegoro Kolonel Soeharto

Tanggal 28 November 1959, Ki Hadjar Dewantara ditetapkan sebagai “Pahlawan Nasional”. Tanggal 16 Desember 1959, pemerintah menetapkan tanggal lahir Ki Hadjar Dewantara tanggal 2 Mei sebagai “Hari Pendidikan Nasional” berdasarkan keputusan Presiden RI Nomor: 316 tahun 1959. Sebagai tokoh nasional yang dihormati dan disegani baik oleh kawan maupun lawan, Ki Hadjar Dewantara sangat kreatif, dinamis, jujur, sederhana, konsisten, konsekuen dan berani. Wawasan beliau sangat luas dan tidak berhenti berjuang untuk bangsanya hingga akhir hayat. Perjuangan beliau dilandasi dengan rasa ikhlas yang mendalam, disertai rasa pengabdian dan pengorbanan yang tinggi dalam mengantarkan bangsanya ke alam merdeka

b.      Pemikiran Pendidikan Ki. Hajar Dewantara dan Relevansinya

1.      Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan merupakan masalah sentral dalam pendidikan, sebab tanpa perumusan yang jelas tentang tujuan pendidikan, maka kegiatan pendidikan menjadi tanpa arah bahkan dapat salah langkah, oleh karena itu perumusan tujuan pendidikan dengan jelas dan tegas sejak awal menjadi bagian yang sangat penting untuk dilakukan

Menurut Ki Hadjar Dewantara pendidikan sebagai tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, artinya pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pendidikan sebagai tuntunan tidak hanya menjadikan seorang anak mendapat kecerdasan yang lebih tinggi dan luas, tetapi juga menjauhkan dirinya dari perbuatan jahat.

Tujuan pendidikan yang dikemukakan oleh Ki. Hajar Dewantara sejalan dengan tujuan kurikulum 2013, yaitu; sama-sama mengarahkan tujuan pendidikan berkaitan dengan individu dan masyarakat, yaitu Pertama, Tujuan pendidikan yang berkaitan dengan individu, Ki. Hajar Dewantara mengarahkan pada kemerdekaan baik secara fisik, mental, dan kerohanian, sementara kurikulum 2013 tidak hanya merdeka secara fisik, tetapi mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif. Ke Dua, Tujuan pendidikan yang berkaitan dengan masyarakat, Ki. Hajar Dewantara mendukung sikap-sikap seperti keselarasan, kekeluargaan, musyawarah, toleransi, kebersamaan, demokrasi, tanggungjawab, dan disiplin, sementara kurikulum 2013 tidak hanya mengarahkan kontribusi dalam masyarakat, tetapi lebih luas lagi yaitu berkontribusi pada bangsa, negara, bahkan peradaban dunia.

1.      Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda  mempelajari modul 1.1?

Sebelumnya saya berfikir bahwa murid harus menurut pada apa yang dikatakan dan diperintahkan oleh seorang guru dalam proses belajar mengajarnya. Entah anak itu nyaman atau tidak dengan gaya belajar kita, entah murid itu bisa menerima atau tidak dengan apa yang kita sampaikan didalam kelas. Yang penting tugas kita sebagai guru sudah menyampaikan apa yang kita pelajari.

2.      Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini ?

Setalah mempelajari modul ini, ternyata apa yang saya pikirkan selama ini tentang murid dan guru sangat jauh bertolak belakang dengan apa yang saya pelajari tentang pendidikan KHD. Sebagai seorang guru kita tidak boleh egois dengan pembelajaran yang kita inginkan, sebagai seorang guru kita harus terus memahami dan menggali potensi diri anak sebagai bentuk rasa kita memanusiakan manusia. Karena pada dasarnya semua anak itu membawa potensi, bakat, kesukaan dan  kodrat nya masing-masing. Disinilah posisi seorang guru harus bisa memahami setiap karakter masing-masing siswa. Sehingga kita bisa ing ngarso sung tulodho ing madyo mangun karso tut wuri handayani.

3.      Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran KHD?

Setelah mempelajari pemikiran KHD ini, saya sebagai guru akan lebih dalam lagi menggali dan mengenali potensi diri anak-anak. Dengan mendapatkan informasi potensi anak, bisa kita mengembangkan dan mengkolaborasikan metode belajar mengajar kita, supaya terbangun pemnbelajaran yang interaktif dan menyenangkan, sehingga anak-anak dan pengajar benar-benar belajar secara merdeka lahir dan bathin.

 


Senin, 04 Juni 2018